Otot Tubuh Yang Bekerja Saat Bersepeda

Otot Tubuh Yang Bekerja Saat Bersepeda

Balinghasai Farms - Saat bersepeda, kita fokus pada perjalanan, perlengkapan dan nafas. Kita seringkali bisa melupakan apa yang menggerakkan sepeda, otot kita. Kaki kita seperti piston mesin yang bergerak naik turun untuk mempercepat sepeda, dan ototlah yang menghasilkan energi yang membuat sepeda terus bergerak. Otot apa yang digunakan dan kapan digunakan saat bersepeda?

Manfaat sepeda tidak hanya untuk otot tubuh, pembakaran lemak dan kalori, paru-paru dan jantung yang lebih sehat, tetapi juga otak yang lebih fokus. Hal ini kebanyakan dirasakan oleh pesepeda, peningkatan kecepatan dan kekuatan bersepeda dilihat dari perubahan bentuk tubuh, lebih tepatnya bentuk otot. Lapisan otot terdiri dari ribuan serat dan saraf yang menerima pesan dari otak yang memerintahkannya untuk bergerak. Otot yang bergerak secara aktif membutuhkan nutrisi dan oksigen yang disuplai oleh darah. Otot yang bergerak atau berkontraksi akan menjadi lebih keras dan lebih besar karena semakin banyak darah yang dipompa.

Bersepeda bekerja lebih keras dan membentuk otot-otot tubuh bagian bawah dan lengan. Ketika kita mengetahui otot apa yang bekerja selama bersepeda, kita dapat melatih dan memaksimalkan performanya untuk sepeda yang lebih kuat dan lebih cepat. Banyak yang melatih ototnya pada sepeda indoor, tetapi dengan cara pandang yang berbeda.

Otot yang bekerja saat bersepeda

Pedal yang menggerakkan kaki memiliki banyak jenis otot yang fungsi dan posisinya berbeda-beda. Otot yang bekerja juga berbeda di setiap posisi putaran pedal. Tenaga tertinggi dihasilkan saat pedal ditekan (zona daya) dan sedikit tenaga saat menginjak kaki (zona pemulihan).

1. Benjolan / otot pinggang (glutes)

Glutes / glutes adalah otot yang berperan penting dalam pergerakan pinggang dan pinggul. Otot ini berkontribusi sekitar 25% dari kekuatan mengayuh sepeda. Glutet ini bekerja lebih keras dalam putaran pedal dari 12 hingga 3 jam.

Ada tiga jenis otot belakang yaitu gluteus maximus, gluteus medius dan gluteus minimus, di mana gluteus maximus paling banyak digunakan.

2. Otot paha

Paha depan adalah otot besar yang terletak di bagian depan paha. Otot ini adalah penggerak utama dan paling banyak bekerja selama bersepeda. Paha depan mempengaruhi hampir 40% dari total gaya yang bekerja pada pedal, karena otot ini bekerja maksimal saat pedal mulai turun, dari 2 jam hingga 5 jam. Otot paha depan ini mendominasi zona gaya. Paha belakang adalah otot di bagian belakang paha. Benjolan itu ada di bawah gluten Anda. Dan penggunaannya juga hampir mirip dengan gluteal, mulai dari fase depresi hingga depresi pedal. Kedua otot ini juga berkontraksi cukup kencang saat kita mulai mengangkat kaki saat bergerak maju (9-12 jam), meski tidak sekeras saat kita menginjak pedal.

3. Otot betis (calf)

Otot betis terdiri dari gastrocnemius besar di belakang lutut dan soleus di bawahnya. Selain sebagai penggerak pedal, otot betis juga berperan sebagai penstabil. Otot ini mulai berkontraksi secara maksimal saat pedal berada di posisi jam 3, hingga sedikit di atas 6 jam.

4. Otot bahu (bisep dan trisep)

Bisep adalah otot di lengan atas, sedangkan trisep adalah otot di ketiak. Performa bisep dan trisep sangat bergantung pada cara dan gaya bersepeda kita. Otot ini banyak digunakan untuk menopang tubuh pada setang sepeda. Semakin lurus gaya bersepeda, semakin rileks otot lengan.

5. Otot kaki dan pedal bebas klip

Pedal bebas klip adalah pedal khusus tempat kita bisa memasang sepatu ke sepeda agar kaki menempel ke pedal. Dengan pedal tanpa klip, saat kaki terangkat, ia juga menarik pedal. Pada pedal normal (flat pedal), saat kaki dinaikkan tidak akan mempengaruhi posisi dan gaya kayuhan. Pedal bebas klip memiliki kelebihan dan kekurangan (baca: Panduan untuk pedal clip-on), tetapi salah satu kelebihannya adalah membantu meningkatkan putaran pedal, bahkan saat mengangkat kaki. Oleh karena itu, menggunakan pedal tanpa klip membuat otot kaki lebih bekerja, karena pada saat Anda mengangkat pedal, terdapat hambatan atau beban pada pedal yang juga perlu diangkat. Berapa bantuan pedal tanpa gaya klip?

Secara alami, otot-otot kaki manusia lebih kuat untuk diinjak daripada untuk mengangkat atau lebih kuat untuk melompat daripada mendarat. Untuk membuat bagian otot yang naik semakin lemah dan lambat. Oleh karena itu, mengangkat pedal dengan booster bebas klip jauh lebih lemah daripada menekan pedal. Selain itu, bersepeda bukan hanya satu engkol atau satu pedal. ketika satu sisi engkol naik, sisi lainnya pasti jatuh. Gaya tekanan dari pedal yang diturunkan hampir memenuhi tekanan pedal, yang membuat retraksi non-flap pedal tidak penting. Banyak yang telah dibahas tentang keefektifan pedal tanpa klip. Namun saat digunakan tanpa klip, Anda akan merasakan ada bagian paha dan kaki yang bekerja lebih dari sekadar pedal datar. Menggunakan klip rata-rata akan meningkatkan performa sekitar 10% dari gaya pedal. Teknik dan gaya setiap perjalanan tentu saja akan menambah atau mengurangi nilai ini.

6. Otot kaki oval dan transduser

Pembahasan di atas mengenai penggunaan otot untuk mengangkat pedal berkaitan dengan ring gear. Pasalnya, ada gir berbentuk oval yang memiliki karakter berbeda dengan gir bulat. Seperti yang sudah dijelaskan, terdapat zona daya dan zona pemulihan saat memutar pedal. Konverter oval menyatakan bahwa jumlah zona daya ditingkatkan oleh konverter non-lingkaran dan zona pemulihan berkurang. Dengan cara ini, otot kaki akan bekerja lebih keras, yang meningkatkan kekuatan dan kecepatan sepeda motor.

Sumber: Garuda Print - Bikin Jersey Sepeda

Anda mungkin juga suka...